Friday, July 28, 2006

a piece of memories
from wisuda 22 juli 2005


suatu sabtu di plaza widya itb
senirupa 2005 siap mengguncang
dengan euphoria mahabarata

MAHABHARATA SeniRupa 2005
An excellent closing of TPB SR 2005
1 minggu kemarin saya mengalami hari-hari yang bermakna. Begitu bermakna, menggoreskan torehan manis yang akan senantiasa terkenang dalam hati. Satu pelajaran telah saya serap, bahwa bagaimana terkadang mengambil resiko menantang arus bisa membuat kita menapak ke arah yang lebih baik, dengan hasil yang tidak terbayangkan.
Kisah berawal pada Jumat, 14 Juli 2005. SMS singkat dari Angga yang isinya mengajak saya untuk ikutan wisudaan yang awalnya begitu mengganggu, namun lama-kelamaan mulai mengusik hati. Saya berat untuk ikutan, tapi di sisi lain saya sangat ingin ikut ambil bagian. Akhir TPB. Wisudaan terakhir. Kerja bareng angkatan terakhir sebelum masing-masing mengepakkan sayap di studio.
Akhirnya, saya memutuskan untuk kembali ke Bandung dengan tidak menghiraukan segala rintangan yang ada. Mulai masalah dengan ortu, gempa, yang lain yang bikin pusing. Lalu seminggu itu benar-benar berjalan dalam kepadatan waktu. Rutinitas khas senirupa dimulai. Pergi ke kampus jam 9 pagi, pulang jam 12 malam, kadang pulang pagi, tidur 3 jam, balik lagi ke kampus untuk membuat properti, kostum, latihan performance. Semuanya demi wisudaan yang terakhir kalinya.
Dengan tema MAHABHARATA, kami berhasil mengguncang ITB. Semua kerja keras terbayar. Semua kepenatan hilang begitu mendengar bahwa semuanya mengakui kalau ini adalah wisudaan karya 2005 yang paling keren. Hebat. Tangguh. Mempesona. Magis. Megah. Membuat saya senantiasa merinding bila mengingatnya...sampai sekarang.
Terimakasih semuanya, angkatan 2005. Kita sudah membuktikan bahwa kita mampu. Tak peduli dengan kuota jumlah. Kita sudah membuktikan kepada ITB bahwa kita bukan sesuatu yang hanya menempel nama besar SeniRupa ITB tanpa arti. Terimakasih.....terimakasih...
Pemegang panji yang gagah, Para Pandawa dan Kurawa, Barisan Pemegang Gunungan, Pasukan Panah (i was one of them !) , Pasukan Tombak, para putri, seksi P3K, dokumentasi...semuanya...terimakasih....
...sebuah penutup manis tahun pertama senirupa 2005....
Euphoria MahaBharata

Saturday, July 15, 2006

this is my time tunnel
di sana saya kembali duduk
pinggir rel jalur satu di stasiun tua
menatap lama pada gerbong bisu di kejauhan
yang membeku di atas rel, lorong waktu saya
jam satu dini hari, waktu itu
cuaca masih dingin, tapi hati saya masih lebih dingin
karenamu, mengenangmu
saya ingin kembali pulang
ke sana, sebuah kota di parahyangan
walaupun di sana saya sendiri
tapi...mungkin itu lebih baik
setidaknya tak ada bayangmu yang membekas di sana
saya lelah...tapi apakah kau peduli ?
mungkin tidak...dan seharusnya saya sudah lama sadar
lihat...itu lorong waktu saya
saya bisa pergi kapan saja, hore !
tapi ini masih jam satu dini hari
lalu, kapan berangkat ?
entahlah
mungkin nanti

Wednesday, July 12, 2006

terkadang memang harus bisa membuang rasa bersalah


"terimakasih bagi mereka yang sudah percaya pada kami. memilih kami. namun kami tak bisa hanya berdua, ditambah dengan segelintir lainnya. be there, as soon as possible !!!"

"mungkin memang saya yang salah.mungkin memang kalian ada masalah atau apalah. tapi masalahnya, saya sudah terlanjur menganggap kalian berleha-leha. maaf, kalau saya berkata demikian. saya cinta angkatan 2005, tetapi saya juga benci angkatan 2005."


penggalan-penggalan kalimat seperti di ataslah yang saya temui dalam buletin board Friendster beberapa hari ini. menumbuhkan rasa bersalah. mulai menyesakkan hati saya. memang saya akui, saya tidak bisa ikut ambil bagian dalam beberapa acara terpenting dalam agenda angkatan kita. namun kesemuanya itu didasari oleh alasan yang sangat mendesak. masalah keluarga. bagi saya yang-jujur saja-jarang akrab dengan alkitab, saya masih paham kalau di agama saya, orang tua adalah nomor satu untuk dipatuhi selain Tuhan. dan karena orangtualah yang menuyuruh saya pulang sesegera mungkin, maka saya memutuskan untuk manut kali ini, mengingat saya sudah setengah tahun lebih meninggalkan rumah.

jika anda-bagi yang merasa-mengucapkan kata-kata seperti itu di atas, maka saya juga bertanya kembali. apa yang anda lakukan jika jelas-jelas berada dalam posisi saya. jauh dari orangtua, dengan frekuensi pertemuan yang maksimal setahun hanya 3 kali ? memang, saya sendiri tidak terlalu homesick, namun bagaimana dengan orangtua saya ? mungkin mereka gengsi mengakuinya, namun pasti terbersit rasa kangen walaupun sedikit saja pada putri-putrinya.

anda selalu bilang orang-orang seperti saya cuek, nggak peduli sama angkatan. namun, seharusnya anda sudah menyadari konsekuensi seperti itu. bukankah kelompok kalian sendiri yang mengatakan bahwa setiap orang di angkatan ini bebas untuk memilih peran sesuai dengan pilihan mereka sendiri ? kalian pula yang mengatakan bahwa resiko ditanggung sendiri.

oke. maka saya memutuskan untuk menjalani masa TPB dengan prinsip saya sendiri. cara saya sendiri. menurut kemampuan saya sendiri. dengan segala resiko dicap nyolot sama senior lah, nggak bakal bisa eksis lah, dan sebagainya. dan saya sudah berjuang sendiri dalam menerima perlakuan seperti itu. itu pula yang dipilih oleh sebagian besar dari angkatan kita, bukan ?

namun, kalian sendiri yang kemudian mengeluhkan status yang kalian pilih. kami lelah, begitu katamu. oke, kami (sebagai orang-yang-dicap-tidak-peduli-tidak-kompak-sama-angkatan) juga merasa bersalah, namun kalau kalian begitu berani mengemban tugas demi status sebagai "anak eksis", mengapa kalian tidak berani menyuarakan pendapat dan berkata kalau kalian sudah lelah dan ingin berhenti, kepada senior ? hanya demi sebuah badge merah dan pengakuan itu. apakah kalian sebegitu khawatirnya dengan ancaman "di-skip", di-gap senior, atau apapun itu yang sudah nggak relevan di jaman sekarang ? terserah, itu kalian sudah memilih.

hanya saya memberi saran. pikirkan masak-masak sebelum kamu mengambil suatu kesempatan. ingat batas kemampuan. agar kamu bisa menjalaninya tanpa mengeluh hingga akhir. itu saja.


dan saya sebagai anak tidak eksis yang dicap tidak peduli pada angkatan hanya bisa berkata, "maaf, saya ingin membantu. namun ada hal yang lebih penting yang harus didahulukan."


....sembari berusaha membunuh rasa bersalah

Sunday, July 02, 2006

analogi kebosanan yang melanda seorang chibunoyz
yang mulai menggerogoti jiwa jika terus-terusan dibiarkan

A PLace Where I Meet and Separate From My Home
in the corner of station
here it is exist
it stands alone, against the time
it doesnt care time has made it old and old
The lonely old clock in the station's corner
will always be the place for me to see
a piece of my whole home before i leave
to the place that's far faraway
i meet my home once from there
and i always say goodbye from there, too
wait for me, my old clock
i say goodbye, until i'm back again
"teruntuk sebuah jam tua di stasiun jember"