Monday, December 25, 2006

semakin hari dalam kepala ini tambah carut marut dan menggelegak
padahal ingin rasanya jadi ringan seperti bola-bola kapas yang legit dan manis
hanya sayangnya saya terlalu bodoh untuk jadi pesulap ria yang bahagia tralalala
betapa menyebalkan !!!
padahal sudah saya kirimkan sejuta doa lewat dandelion ke atas sana
apa surga memang belum menyediakan layanan kilat khusus keajaiban ?!?!?
padahal...sungguh, sebenarnya seutas kecil tali senyum pun tak apa
huh, masa kalah sama neraka yang sudah punya servis kebahagiaan yang sakit namun manis, lintas dunia dan alam baka ?
oke...memang sakit, tetapi manis...menggoda...nikmat
entah, saya sudah tidak mau berpikir lagi soal pandangan orang
mereka bilang saya absurd...silakan
toh selama saya merasa tenang, mengapa tidak ?
bukan apa-apa, saya hanya tidak ingin memuntahkan gunung api satu lagi
sebab dunia ini sudah terlalu lama merasa lelah
Psychosomatic of Psychopatic In Mind


Sejak kapan blog ini menjadi ajang tumpahan depresi racau-meracau dengan emosi sedemikian kelam ? Susah jawabnya. Mungkin sejak kenangan keparat masuk dalam hidup saya dan dia sukses membuka 'jendela'. Well....walaupun kadang kesal, tapi terimakasih banyak. Kamu membuat diri saya lebih 'kaya'.

Kali ini tentang psikosomatis. Apa itu ? Bagi yang belum tahu, psikosomatis adalah semacam penyakit yang timbul pada tubuh akibat gangguan kondisi mental. Singkatnya adalah karena kondisi psikis yang lagi gak seimbang, maka tubuh bereaksi yang aneh-aneh. Seperti yang terjadi pada saya ini.

Gejala psikosomatis pada saya dimulai dengan sakit kepala semacam migrain yang berulang-ulang. Atau badan yang terasa capeekkkk banget kayak habis kerja kuli satu bulan. Berakibat buruk pada bertambahnya jam tidur secara tidak terkendali, sehingga tugas-tugas terbengkalai dan saya nangis darah karenanya (damn it ! seringnya muncul pas jaman2 UAS yang berakibat UAS saya nggak pernah maksimal sehingga IP yang didapat...yahhh.. segitulah...). Lalu, setelah kemunculan kenangan keparat yang sukses membuka 'jendela' itu, dan ketika dia mulai meracuni pikiran saya lagi dan lagi, maka gejala psikosomatis itu semakin gila saja. Titik kulminasi puncak terjadi pada 2 minggu terakhir. Dimana badan yang sebelumnya hanya bereaksi lewat sakit kepala saja, sekarang menghebat ke arah mual dan muntah jika bersentuhan dengan pemicunya. Contoh spektakuler adalah Minggu kemarin. Ketika 'sang pemicu' muncul tepat di hadapan saya, maka di depannya saya bisa tahan. Namun setelah itu saya benar-benar muntah-muntah dan eneg. Kondisi tubuh menurun drastis. Badan jadi lemes. Suhu tubuh agak panas tapi menggigil, seperti waktu penyakit liver saya kambuh dan harus istirahat bed-rest 1 bulan di masa TPB. HEBAT !!!!

Perlu diwaspadai jika anda mengalami hal seperti ini. Setelah saya konsultasi ke seorang ibu bijak yang ahli psikologi, keadaan demikian sangatlah tidak sehat. Sebab, secara kasar, semua aspek tubuh sedang tersiksa, sehingga kesadaran jiwa sulit mencari pegangan. Jika dibiarkan, maka orang tersebut bisa merasa nikmat dengan sakit yang diderita, kemudian menjurus ke arah masochist. Tahap parah adalah 'lahirlah satu psikopat lagi ke muka bumi ini'.

Lalu, saya ? Kata si ibu, untung cepat cerita, atau setidaknya, secarutmarutnya kondisi saya di 'dalam', otak dan kepala masih mampu pegang kendali dan berkata bahwa "ini s-a-l-a-h". Dan saya mengeluarkan segala gelegak emosi itu, walau tidak semuanya. Namun sudah sedikit lumayan daripada tidak sama sekali. Bahkan beliau sudah warning pada saya, "Hati-hati !!! Kalau dibiarkan, kamu bisa jadi masokis/psikopat." HHiiiiiiii...nggak mau ah. Cih, kan saya mau jadi anak manis sajah.

Tapi, psikopat dalam pikiran, mungkin mulai 'ya'. Saya absurd, aneh...gunung api. Makanya saya harus menyeret kenangan keparat itu supaya kita bisa duduk bersama dan membuka matanya soal kenyataan yang sedang terjadi pada diri saya. Mungkin setelah itu dia akan pergi, dan saya harus siap untukitu. Hhhh...tampaknya perjuangan untuk bisa 'berlari tanpa perlu berbagi lagi' masih sangat panjang.

Sebentar lagi tutup tahun. Ayo buat sesuatu yang spektakuler.
Mari !!!
Don't want cigarette to be my new boyfriend (but have dreamed too...)
I prefer vodka or some red cognac to be with me in one of 'another one night stand love-lust mixing'
Cos i will be so lonely, lonely
if i'm stayin' here with nobody
Oooh... i've been searching for guys again and again
How's with my alter-ego inside ?
Of course honey...she doesn't mind doin' threesome for a while
Again and again
Until we get bored
It's okay to look after the true Mr. Right (watch it !!! not Mr.Right Now anymore!)
Cos we've allowed one person to enter our own world
are ya'ready ?

Wednesday, December 20, 2006

waiting for that day....


Dunia ini sibuk. Waktu berjalan, dan memaksa kita berlari, berlari, makin cepat, dan cepat. Saya sendiri tahu bagaimana rasanya menjalani ritme kerja 'i am busy all day long'. Walaupun waktu tidak dihabiskan untuk nongkrong atau pergi berdansa, namun menjalani kehidupan studio saja lebih dari cukup untuk membuat sadar kalau ternyata hidup dan remeh-temeh di dalamnya itu berharga.
Kalau ada orang bilang, "semakin dewasa berarti semakin banyak kehilangan", mungkin memang benar adanya. Entahlah, saya memang dramatis melankolis dan atau mulai paranoid, saya merasa semakin banyak orang yang pergi. Atau mulai terhapus dari lingkaran ingatan saya. Bersyukur saya masih belum lupa akan diri sendiri. Karena kalau itu terjadi, maka alter-ego saya akan sangat bahagia, sebab ia akan mengejawantah seutuhnya. Dan mungkin, saya juga bahagia ?
Saya pernah bersumpah pada diri sendiri, "Kalau dengan jadi serigala penyendiri saya bisa kuat, itupun boleh." Namun sekaranag tidak, saya ingin tetap punya seseorang untuk berbagi. Seseorang tempat saya bisa menjdi diri sendiri. Setidaknya tempat saya pulang dan bersandar kalau lelah sudah menghujat.
Apakah saya mulai egois kalau berkata teman-teman saya mulai hilang ? Saya dalam hati menghujat dan berteriak,"Kemana kaliaaannnnn?????" namun di luar saya memeluk dan berkata kangen. Manis bukan ? Hah, sudahlah, saya memang brengsek. Biar saja. Toh kebrengsekan saya tidak tampak di depan kalian. Bukan apa-apa. Saya tidak ingin kalian pergi.
Ingin rasanya bisa berlari tanpa perlu berbagi lagi. Tapi tetap harus ada tempat untuk pulang. Egois. Seenaknya. Pemikiran yang absurd. Mulai tidak waraskah pikiran ? Mungkin. Namun saya sudah terlanjur berjanji untuk menjadi anak manis. Ya, kepada kenangan keparat itu. Haaahh...bisa jadi saya akan terus berusaha dan berusaha menepatinya. Di depan kamu semua termaafkan, bukan ?
Teman-temanku yang dulu, maaf aku mulai aneh. Maaf aku tidak menepati janji. Bisa jadi kalian bakal marah dan kecewa kalau kalian tahu kenyataannya. Bahkan mungkin kalian bakal pergi. Kalau memang begitu, saya bisa apa ? Terserah....
Keparat, kamu seperti candu. Badan saya tidak mau nurut walaupun hati dan kepala sudah tunduk. Sampai kapan begini ?Keparat kamu, tapi siksaan itu...kenapa terasa begitu manis ? Hhh....darah saya sudah menggelegak membayangkan kelanjutannya. Siksa saya lebih dalam lagi...sampai saya kuat. Dan saat itu tiba...

Ketika akhirnya saya bisa berlari tanpa perlu berbagi lagi...

Tuesday, December 19, 2006

Still Stuck On You...Dodol !!!


Aha, ini sudah nyaris penghujung Desembber. Sebentar lagi kalender hape saya akan berganti dengan 2007. Lalu, bagaimana kabar, Chibun ? Yup, seperti yang anda lihat, masih berkutat dengan studio, banyak berjuang, banyak terjatuh, lalu berusaha untuk bangkit dan terus berlari. Same as usual....
Topik kali ini ada kaitannya dengan kondisi kesehatan mental saya. Mengenai janji si bodoh itu untuk datang ke tempat saya berada. Lagi ??? Ya, seperti lagu lama...yang anehnya walaupun diucapkan dan diingkari berkali-kali masih saja membuat saya senang dan berharap. Seperti sekarang.
Dia bilang akan datang akhir tahun. Dan kali ini saya sedikit sebal pada diri sendiri. Bagaimana mungkin saya yang sudah lama tidak bertemu, berniat melupakan dan membuka lembaran baru, lalu menghapus kenangan manis yang menyakitkan bersamanya itu, masih saja berjingkrak senang ketika ia berkata demikian. Dua tahun !!! Nyaris dua tahun saya berjuang membunuh rasa itu dan nyaris sukses...sebelum akhirnya ia datang lagi dan meruntuhkan benteng yang saya bangun dalam sekejap.

Mungkin benteng itu masih terbuat dari pasir...tanpaknya harus ada sentuhan batu alam atau marmer yang dingin...

kepala saya sudah mengatakan "jangan berharap !" "Lupakan !" namun tetap saja hati ini mendamba. Mungkin entah karena memang "sakit" atau tubuh saya yang overload, maka ia bereaksi yang tidak-tidak. Akhir-akhir ini saya muntah-muntah, sakit kepala. Bahkan melihat namanya tertulis di papan sebuah biro perjalanan wisata saja , sukses membuat saya mual. Sehingga saya menghujat, "Angin yang buruk."

Ya, kamu masih angin yang menghembus saya kuat-kuat. Sampai kapan begitu ? Sampai saya jatuh, atau mati beku ?
Saya masih punya tanggungan portofolio dan jalan panjang menuju karier yang harus dicapai, tahu !!! Akan sangat mengganggu kalau kamu terus seperti itu,dan diri saya juga berkembang makin nggak beres. Cepat temui saya di sini, walaupun jujur saja, saya takut kamu akan benar-benar pergi melihat saya yang sekarang.

Mungkin saya akan jatuh lagi, dan terpuruk untuk yang kesekian kali
Tapi tak apa, karena untukmu semuanya bisa, semuanya dapat dimaafkan
Lagipula, saya sudah lelah berpikiran seperti ini,

kalau mau datang, datanglah
tidak datang juga tidak apa-apa
kamu tahu kan, kalau aku akan selalu bisa bersikap seolah-olah "i'm fine?"
see you here....

semoga kamu sadar, dodolku tersayang
dan kalau kamu datang, kita lihat jadinya seperti apa nantinya
Responsible Grey Area

sudah berapa lama ya keadaan menjadi demikian ?
selama ini sih, tampaknya baik-baik saja. baru kemarin terlihat kalau ada sesuatu yang ganjil
asal kamu tahu saja, dunia saya bukan dunia pasti
tak pernah ada formula baku untuk rumusan masalah a atau b
semuanya boleh-boleh saja
tampak menyenangkan, bukan ?
bahwa ternyata akhirnya saya sampai pada suatu titik dimana kebebasan yang ada itu sangat abu-abu....walaupun pada akhirnya diusahakan terdapat lebih banyak putih daripada hitam
melelahkan, menyebalkan, sedikit membosankan
grey area saya kan tidak seperti itu
mungkin kalau yang normal adalah abu-abu muda yang nyaris putih, maka saya adalah abu-abu gelap dengan sapuan titik hitam di sana-sini
juga semburat merah marun dan ungu velvet yang angkuh
tanggung jawab, etika, konsekuensi, semua kata itu mulai membuat saya teriritasi
lalu berpikir,berpikir,berpikir
apakah saya sedemikian aneh ?
huh, kalian pasti akan menjawab "tentu"
sudahlah, diam saja mungkin lebih baik
dan mencoba berdamai dengan abu-abu yang nyaris putih itu