Monday, July 23, 2007

Sekelumit Kisah Sabtu itu


Sabtu 21Juli kemarin adalah hari menyenangkan. Saya bersua seorang kawan lama (hmm...and i also have a crush on him). Benar. Calon dokter itu. Semuanya bermula dari sms tiba-tiba-yang kebetulan datang-pada Rabu malam. Dan seperti biasanya, everytime i spent moments with him, it wouldn't be boring. Semuanya berharga. Dan sama seperti Sabtu itu.

Oke, kita sebut si Calon Dokter ini sebagai Be.

Rabu malam, tiba-tiba si Be sms dan serta-merta protes tentang "teganya saya yang tidak membalas smsnya ketika saya asik berlibur di Bali". Lalu serta merta pula kening saya mengernyit. Sms yang mana ? Hoiii, tidak pernah ada sms dari kamu belakangan inii !!! Saya juga sengaja tidak sms, kan kamu lagi ujian ! Tapi daripada ribut dengan Be, yasudahlah saya minta maaf saja. Lagipula, jarang-jarang Be sms saya duluan, hehe..senang...

Lalu sms mengalir berisi pembicaraan ringan yang (kadang) nggak penting. Tapi biar begitu, saya senang. Be, inilah salah satu kelebihan kamu. Kamu bisa membuat saya nyaman dan bercanda sadis tanpa perlu takut akan ada yang marah (well, setidaknya kamu belum pernah ngamuk di depan saya !). Lalu pembicaraan mengalir terus, sampai tiba-tiba si Be bilang mau kerumah Sabtu pagi. Ouw...saya senang dong. Dan sebuah janji pun dibuat.

Sabtu pagi, saya bangun pagi (ini hebat!!! secara saya terkenal sebagai tukang molor dirumah). Lalu bersiap-siap. Awalnya saya sempat panik karena si Be ini pake minta 'dijamu' segala, sedangkan skill masak saya-jangan ditanya-PARAH. Setelah sempat bingung 1/2 mati, akhirnya saya memutuskan untuk tidak menyiapkan apa-apa. Be, kalo kamu baca ini, sampe sini kamu boleh ketawa ngakak. Biar saja ah. Yang penting saya tampil jadi diri sendiri saja. Oiya, si Be bilang mau datang jam 07.30, yang mana sempat membuat si mamah terheran-heran, mana ada jam main sepagi itu ? Tapi seperti biasa, khasnya Be, ketika saya sudah siap, tiba-tiba dia sms "bun, aku brngkt krmh kmu jam 08.30 y." Dasaarrr !!! Ya sudah, saya tidur dulu sebentar, hihihi...

Lalu Be datang. Belum-belum sudah mencela saya habis-habisan akibat sikap saya yang cuek pada tamu. Ssttt, saya jadi merasa bersalah nggak masak apa-apa, karena tampaknya Be lapar. Tapi biar saja, toh ada kue-kue untuk dicemil sambil ngobrol. Lalu kami ngobrol dan sempat diinterupsi oleh kehadiran kakak saya yang cek&ricek informasi tentang seseorang. Tapi gapapa deh, ujung2nya dia malah berbaik hati memfoto saya&Be utnuk keperluan kebenaran hasil investigasi dia. Dan sekali lagi Be, kamu masih tetap tidak fotogenik.

Lalu kita ngobrol, ngobrol, ngobrol. Dan saya sempat sedikit ngambek ketika si Be bilang kalau ada janji jam 11. Padahal itu sudah jam 10.30. Bagusss.....dan akhirnya kita jalan untuk makan bareng. Dia yang ngajak sih, dan itu sesuai dengan rencana saya untuk tidak menutup pertemuan ini di rumah saja. Lalu kami berangkat, sambil ngobrol sepanjang jalan. Terselip di antara obrolan tsb, ada yang membuat saya senang. Ketika si Be bilang sesuatu yang intinya "kalo butuh apa-apa di Surabaya (even cuma sekedar nemenin nunggu kereta di stasiun, bilang ke aku". Haduh duh...saya senang dengernya (walaupun siapa tau saya dikadalin). Makasih ya Be....saya tunggu pembuktian kata-kata kamu itu...

Kita makan di Kedai Steak. Sampai sini, sebenarnya terjadi suatu ketidakcocokan suasana. Dua anak muda makan steak di kedai yang bernuansa tempo dulu. Nuansa tempo dulunya oke, tapii...dengan bekgron lagu jaman nenek-kakek yang mendayu itu ??? Biar agak mengganggu, tapi okelah. Mendingan daripada lagu R&B hiphop yang berdentam-dentam membuat saya sakit kepala. Dan kekonyolan saya dimulai lagi. Selalu saja Be, kalau saya makan denganmu, saya yang tukang makan banyak-cepat-dan licin tandas ini berubah jadi gadis lelet yang makannya lama dan pilih-pilih. Bayangin, steak yang porsinya tidak mengenyangkan itu butuh 1 jam lebih untuk bisa saya habiskan (itupun akhirnya sayurannya disisain dikit setelah si Be paksa-paksa saya supaya dihabisin !) !!! Gosh, what's wrong with me ?

Dan kedai steak akan menjadi file berharga dalam ingatan saya, karena alasan2 sebagai berikut :

1. Mengingat gara-gara saya, Be jadi telat janjian sama orang karena nungguin saya yang (tiba-tiba) jadi super lelet letika makan.

2. Obrolan seru dan cela-celaan yang membuat saya serasa kembali ke masa lalu.

3. Attitude si Be yang membuat saya menilai dialah calon "the real gentleman" (sumpah, baru saat itu lagi saya merasa diri saya benar-benar diperlakukan sebagai seorang wanita. Sebenernya si Be simpel aja sih, membawakan helm saya, mengambilkan saya garpu&pisau, mempersilakan saya makan, sampe menyuruh saya menghabiskan makanan saya dan rela menunggu sampai benar-benar habis, sampai tidak keberatan dia jadi telat janjian sama orang gara-gara nungguin saya makan).

4. Ketika si Be bilang bahwa saya tetap nggak ada manis-manisnya di depan dia.

5. Kebetulan yang kesekian kalinya bahwa kita pakai baju yang warnanya sama tanpa janjian. Merah marun.

6. And all we've done that afternoon, it really makes me comfortable, even just sitting & talking with you.

Lalu, si Be harus kembali ke Surabaya untuk ujian. Dan ingat Be, saya akan buktikan kata-katamu betul atau tidak. Tapi soal hati, sudahlah...bukannya berniat melupakan, tetapi kamu malah semakin membuat saya yakin kalau saya tidak jatuh cinta pada orang yang salah. Sekarang tinggal kamunya aja, Be...mau tidak sama saya ?

Setelah beberapa hari berpikir, saya sadar. Bahwa selama ini yang saya cari bukanlah Mr. Right Now, melainkan Mr. FOREVER. Cinta saya berdasarkan komitmen. Dan saya percaya cinta yang tumbuh berkembang dan untuk jangka panjang. I just fall in love deeply with someone that i can see him in my future. And it may be you, Be...or maybe not.

dan sekelumit kisah Sabtu itu membuat saya berpikir, Be...bahwa mungkin kamulah yang akan ada dalam masa depan saya...


best regards,
-me-

No comments: